Selasa, 20 Juli 2010

Badai Matahari 2012 Bukan Penyebab Kiamat

Tingkat bahaya badai matahari yang akan terjadi pada tahun 2012, yang diisukan akan membawa malapetaka dibumi kita ini, sebenarnya tergantung dari kompleksitas saat itu. Yang harus kita waspadai adalah ledakan matahari itu mengarah ke bumi atau tidak.
Thomas Djamaludin yang menjabat sebagai kepada Sains Atmosfer LAPAN ( Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ), mengatakan bahwa ledakan matahari bisa terjadi kapan saja, sepanjang siklus matahari
Puncak dari siklus itu memang akan terjadi pada tahun 2012 dan 2013, tetapi tidak akan membuat bumi kiamat. Isu bumi akan kiamat pada tahun 2012 tidak mempunyai dasar yang ilmiah, dimana Thomas memberikan suatu alasan, aktivitas matahari yang terjadi dalam periode 11 tahun.
Badai sudah terjadi pada tahun 1989-1991, 2000-2003 dan yang akan datang pada tahun 2012-2014. Pada tahun 1989 bintik matahari tercatat sebanyak 120, kemudian tahun selanjutnya 75 dan kemungkinan besar juga akan terjadi penurunan pada siklus ini. Jumlah itu tentunya berhubungan dengan perilaku matahari. Namun sampai saat ini masih belum ada yang bisa menjelaskan, mengapa terjadi perubahan jumlah bintiknya.
Matahari itu adalah bukan bola padat, melainkan bola plasma, sederhananya, bola gas dimana terjadi aktivitas magnetik yang saling tarik menarik. Gaya yang terjadi selalu berubah-ubah berdasarkan rotasi matahari. Pada saat tertentu, medan magnet mencapai titik yang tinggi, sehingga menimbulkan ledakan. Nah, ledakan yang mengarah ke bumi itu disebut sebagai matahari. Badai ini akan mengganggu aliran magnetik, ion atmosfir dan sebagainya. Jadi tingkat bahaya badai matahari tergantung dari kompleksitas pada saat itu. Yang patut diwaspadai, adalah ledakan matahari itu mengarah ke bumi atau tidak. Seperti pada badai besar yang terjadi pada bulan November 2003, tidak berdampak besar, karena tidak mengarah ke bumi. Orang tidak bisa mengetahui jauh-jauh hari, biasanya beberapa saat sebelum ledakan baru bisa diketahui, mengarah ke bumi atau tidak, karena masih ada jeda waktu antara ledakan sampai dampak ke badai matahari. Saat ini masih belum bisa diketahui, karena medan elektromagnetiknya masih lemah. Baru bisa diketahui, pada saat puncak siklus.
Thomas menegaskan, kalau badai itu tidak berdampak langsung pada masyarakat. Hingga kini masih belum ada penelitian yang menyebutkan, bahwa badai matahari itu mempunyai dampak langsung pada kehidupan manusia di bumi ini.
Lalu bagaimana letak Indonesia, yang terletak pada garis katulistiwa? Thomas menjelaskan bahwa, dampak paling besar akan dirasakan oleh negara-negara yang mempunyai posisi lintang yang tinggi, seperti Amerika, Kanada, Rusia dan Eropa. Sedangkan untuk Indonesia, yang terletak di daerah katulistiwa tentu saja akan merasa aman. Karena partikel-partikel muatan akan masuk melalui daerah kutub, jadi semakin jauh dari kutub, tentu saja tidak terkena dampak badai matahari itu.
Untuk mengetahui badai matahari itu, orang bisa mengamatinya melalui solar Patrol atau Patroli Matahari dan dengan menggunakan teleskop dengan filter khusus, sehingga bisa didapatkan panjang gelombang. Dan melalui satelit juga bisa melihat ledakan-ledakan dari matahari itu.
Astronomi IPB ( Institut Pertanian Bogor ) pernah meneliti mengenai perilaku aktivitas dari matahari dan dampak yang terjadi.. Kalau LAPAN meneliti, bagaimana aktivitas matahari mempengaruhi komunikasi, navigasi, iklim dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar